Tour De Sumali Ngabojot 2025, Lebih dari Sekadar Jalan-Jalan

 

Rancangan kaos Tour de Sumali Ngabojot 2025

[Jombang, Pak Guru NINE] - Di tengah rutinitas harian yang kerap membuat dahi berkerut dan tengkuk pegal karena tumpukan tugas, datanglah secercah kabar penuh kejutan dari “Studio Hu... Ha...”. Kabar itu mengalir deras lewat grup WhatsApp “Manut Inpo Hu Ha”, dan langsung membangkitkan euforia: Tour De Sumali Ngabojot 2025 bakal digelar!

Ya, ini bukan kabar main-main. Meski disertai disclaimer kocak “BUKAN INPO RESMI MAZZEEH”, ternyata kabar ini nyata adanya. Digagas sebagai bentuk penghormatan dan perpisahan hangat untuk Pak Suripto dan Mas Alimi yang telah purna tugas, agenda ini akan menjelma menjadi perayaan persahabatan, kekeluargaan, dan—tentu saja—humor khas Hu Ha yang tak tergantikan.

Sumali? Ngabojot?

Sebelum lebih jauh, mari kita bahas dulu nama yang unik ini. Sumali merupakan gabungan nama Pak Suripto dan Mas Alimi—tokoh utama di balik gagasan acara ini. Sementara Ngabojot adalah singkatan rute perjalanan penuh nostalgia dan kenangan: Ngawi, Bojonegoro, dan Tuban. Tiga kota yang siap menjadi saksi tawa, cerita, dan potret kebersamaan keluarga besar SMAN 2 Jombang.

Dan jangan anggap enteng tanggal keberangkatan: Ahad, 25 Mei 2025. Tanggal ini bukan sekadar pilihan acak. Menurut “kamus Hu... Ha...”, angka 25 menyiratkan kesabaran dan kebijaksanaan. Karena hanya tanggal 25 yang sabar menunggu setelah 24, tanpa pernah protes. Dan hanya yang bijak yang tahu, setelah hari sibuk, pasti datang hari piknik!

115 Ribu: Bukan Harga, Tapi Filosofi

Anggaran iuran tour ini ditetapkan sebesar Rp115.000, dan lagi-lagi, ini bukan angka sembarangan. Angka “11” melambangkan keseimbangan, seperti dua telinga yang harus seimbang kiri dan kanan (coba tutup satu, dijamin risih). Dan “5” menyimbolkan bulan pelaksanaan, yaitu Mei, bulan penuh bunga dan izin cuti.

Dengan harga segitu, peserta sudah dapat paket lengkap:

  • Kaos keren Hu... Ha... edisi terbatas (bisa dipakai pas tidur atau reunian),
  • Konsumsi 2x (buat yang makannya serius),
  • Kue-kue manis (buat yang hatinya manis),
  • Naik bis Trans yang siap goyang dan karaokean,
  • Plus door prize yang katanya sih... bisa bikin deg-degan!

Di Balik Rapat Alot, Terselip Tawa Hebat

Perlu diketahui, perjalanan tour ini tidak dirancang dalam semalam. Ada rapat alot yang berlangsung di RM Palm Mojokerto—yang sebetulnya lebih banyak diselingi tawa daripada ketukan palu. Dua bendahara andalan, Bu Diah dan Bu Vera, dengan gaya khas Hu Ha-nya, sukses mengatur alur anggaran sambil tetap menjaga kadar gula darah para donatur tetap stabil (terima kasih teh manis!).

Keputusan-keputusan penting diramu dengan santai, mulai dari desain kaos, menu konsumsi, hingga ukuran baju—yang luar biasa beragam, dari M sampai 4L. Ini membuktikan satu hal: Tour De Sumali Ngabojot adalah ruang aman bagi semua bentuk tubuh, selera humor, dan semangat kebersamaan.

Yang Ikut? Banyak. Yang Seru? Pasti!

Daftar peserta sudah mengular panjang. 50 peserta semuanya sudah menyatakan siap. Ada yang ukurannya XL, ada yang XXL, bahkan ada yang 4L—dan semua disambut dengan hangat, tanpa body shaming, tanpa pertanyaan basa-basi. Karena di Hu Ha, yang penting bukan bentuk tubuhmu, tapi seberapa keras kamu bisa ketawa bareng!

Maka, Wahai Rekan-Rekan Tersayang...

Jika kamu masih bimbang ikut atau tidak, ingatlah satu hal: hidup ini sudah cukup serius. Maka kita perlu satu hari—ya, satu hari saja—untuk melepaskan tawa, menyusun cerita, dan membungkus kenangan dalam satu perjalanan bernama Tour De Sumali Ngabojot.

Jangan sampai menyesal melihat story Instagram teman-teman nanti yang penuh canda terekam, sambil kamu terjebak di rumah mengisi nilai atau mengejar deadline. Hidup perlu jeda. Dan jeda itu bernama Hu Ha Tour De Sumali Ngabojot 2025.

Mari kita rayakan kebersamaan, lewati jalanan Jawa Timur dengan senyuman lebar, dan jadikan Ahad, 25 Mei 2025, sebagai hari bersejarah—bukan karena tempat yang dituju, tapi karena orang-orang hebat yang bersama kita menuju ke sana.

Hu Ha Selalu di Hati. Dan kali ini, kita menuliskannya di jalanan Ngawi, Bojonegoro, dan Tuban.[pgn]


Posting Komentar

0 Komentar